Laman

Sabtu, 24 Oktober 2015

BANDUNG FIGHT TEAM - SE JAWA BARAT 2015



Pertengahan bulan Oktober tahun 2015 tepatnya tanggal 18 Oktober 2015, BTFC (Black Tiger Fight Club) ikut berpartisipasi dalam kejuaraan Thaiboxing  se Jawa Barat  di Kota Bandung. Pertandingan Muaythai ini diselenggarakan oleh BFT Camp dan diadakan di Jl. Citamiang No. 54 Pasar Cikaso Baru Bandung.  Animo peserta pertandingan cukup banyak , terbukti bahwa kejuaraan BFT Se Jawa Barat diadakan sebanyak 47 partai pertandingan atau bisa juga dikatakan diikuti oleh 94 orang baik putra maupun putri.
BTFC (Black Tiger Fight Club) sendiri ikut berpartisipasi dengan mengirim 2 Fighter yaitu Anwar Bayahudin ( 53 Kg) dan Ahmad Ependi (84 Kg). BFT ini adalah pertandingan kedua (2) yang diikuti oleh kedua fighter dan ketiga (3) kali nya BTFC mengikuti pertandingan Muaythai.  Dengan seringnya mengikuti kompetisi diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga dan menjadi barometer perkembangan latihan yang telah dijalani serta sebagai pemacu motivasi untuk tetap selalu berlatih memperbaiki kekurangan maupun kelemahan untuk menjadi lebih baik.
Bandung Fight Team Location


Penonton Menyaksikan Competisi di Layar TV

Kamis, 15 Oktober 2015

KARAWANG JAPAN MATSURI - 11 OKTOBER 2015



Dojo Aikido Black Tiger baru saja mengikuti Event Karawang Japan Matsuri (KJM). Karawang Japan Matsuri ini diselenggarakan rutin setiap tahunnya dan pada tahun ini diadakan padan tanggal 10 – 11 Oktober 2015. Event ini diadakan dengan berlokasi di 3 tempat pusat kota yaitu Karawang Central park, Hotel Mercure Karawang dan Technomart. Dojo Black Tiger dan kedua dojo lainnya adalah Dojo Aikido yang berada dibawah naungan "Institut Aikido Indonesia" yang berafiliasi dengan Pusat Aikido Dunia yaitu Hombu Dojo Aikikai. Hombu Dojo Aikikai dibawah pimpinan Doshu Moriteru Ueshiba yang merupakan cucu dari penemu Aikido O' Sensei Morihei Ueshiba. Dojo Black Tiger beserta dojo lainnya yaitu Alamy dan katana mengisi acara disalah satu dari 3 lokasi penyelenggaraan yaitu di Technomart dengan memperagakan teknik-teknik aikido. Diharapkan dengan mengikuti  KJM  selain berpartisipasi memeriahkan acara juga memperkenalkan beladiri yang asli dari Negeri Sakura ke masyarakat Kota Karawang. Selain memperagakan teknik-teknik Aikido, Dojo Black Tiger dan dojo lainnya juga berpartisipasi dalam acara Omikoshi, yaitu acara semacam parade arak-arakan miniatur kuil tempat ibadah orang Jepang dengan cara dipanggul secara bersamaan dan diarak keliling Gedung. 


















Senin, 05 Oktober 2015

SEMINAR LUTA LIVRE 2015

Baru baru ini di awal Bulan Oktober 2015 tepatnya tanggal 3 Oktober 2015, salah satu instruktur Black Tiger Fight Club yaitu Ade Kusmana, biasa dipanggil Kang Ade,mengikuti seminar Luta Livre yang diadakan di Camp BSA di Bumi Serpong Damai City.
Diharapkan dengan mengikuti Seminar ini, akan menambah wawasan dan skill instruktur dalam memberikan materi latihan ke peserta latihan khususnya di kelas MMA.

BRAVO.......



LUTA LIVRE




Luta livre adalah beladiri yang berasal dari Negara Brazil. Beladiri ini diciptakan dari perpaduan antara catch wrestling dengan Judo.Luta Livre diciptakan oleh Euclydes Hatem. Arti dari Luta Livre yang berasal dari bahasa portugis adalah ‘tarung bebas’ atau bisa juga disebut gulat bebas. Dalam Luta Livre diajarkan juga serangan dengan menggunakan tangan, kaki, siku maupun lutut. Arti dari “Luta” dalam bahasa Portugis adalah ‘berkelahi” dan Livre artinya bebas. Ada dua jenis dalam Luta Livre yaitu “Luta Livre Esportiva dan Luta Livre Vale Tudo. Kedua jenis ini tidak menggunakan Gi ( Seragam yang dikenakan seperti dalam Judo/Aikido/Karate). Luta Livre sejatinya adalah “No Gi Submission Grappling”.

Pertandingan yang bersifat kompetisi dikenal sebagai Luta Livre Esportiva. Dalam Luta Livre Esportiva Competion, semua teknik grapling diperbolehkan. Teknik yang dibolehkan adalah seperti armlock, leglock, choke atau point (takedown, posisi dominan). Untuk teknik keras seperti pukulan, tendangan dan sejenisnya tidak dibolehkan sehingga lebih cocok sebagai olahraga ketimbang self-defense atau fighting.

Pendiri Luta Livre yaitu Euclydes“Tatu”Hatem aslinya adalah praktisi catch wrestling. Euclyde mengajar  catch wrestling di Rio De Janeiro tahun 1927 ketika berekperimen dengan beberapa teknik inovasinya. Tatu mengajukan tantangan ke praktisi Brazilian Jiujitsu dan puncaknya mengalahkan George Gracie. Gaya bertarungnya adalah bertarung tanpa mengenakan Gi. Beliau memperoleh popularitasnya ketika mengalahkan George Gracie pada tahun 1940 dan salah satu muridnya “Euclides Pereira mengalahkan Carlson Gracie di tahun 1968. System pertarungannya focus pada groundfighting dan submission. Groundfighting yang dimaksud disini adalah dibolehkannya penggunaan teknik leglock, yang pada saat itu dilarang dalam Brazillian Jiujitsu. Luta Livre menjadi sangat terkenal nomor 2 setelah Brazilian jiujitsu. Perkembangan Luta Livre sangat dipengaruhi oleh dua orang Bapak dan anak yaitu Fausto dan Carlos Brunocilla. Brunocilla adalah murid dari Tatu yang bertanggung jawab dalam banyak menghasilkan guru Luta Livre. Pada tahun 1970, Luta Livre juga dipengaruhi oleh Roberto Leitao seorang praktisi judo dan wrestling.

Roberto Leitao adalah seorang Professor Teknik Mesin disebuah Universias yang banyak mencurahkan waktu bertahun-tahun untuk wrestling dan Judo. meskipun beliau secara fisik memiliki postur yang kecil ketimbang athlete dayung, Leitao menang karena memanfaatkan teknik, seperti halnya Royce Gracie lakukan di UFC 1 dengan BJJ nya. Leitao juga memilih teknik yang inovatif yang terungkap dalam interview , bahwa beliau selalu membawa buku catatan di sebelah tempat tidurnya dan mencatat apa yang ada dalam pikiran atau mimpinya tentang teknik dan mempraktekannya keesok harinya. Hal ini menjadikan Luta Livre menjadi sebuah beladiri yang unik.



Grading System /
grading system yang diterapkan dalam Luta Livre ada 3 yaitu :
  1. Beginner / Pemula                  : Putih, Kuning dan Oranye
  2. Intermediate / Menengah        : Biru
  3. Advance / Lanjutan                 : Ungu, Coklat dan Hitam

Luta Livre dan Brazilian jiu-jitsu
Luta Livre  diawal awal kemunculannya lebih sebagai seni beladiri untuk orang miskin yang tidak dapat membeli gi (Seragam beladiri seperti Judo/Aikido). Luta Livre dan BJJ menjadi saling bermusuhan ketika Euclides Perreria mengalahkan Carlson Gracie di tahun 1968. Permusuhan berlanjut sampai beberapa decade. Luta Livre focus mengajar beladiri untuk orang miskin terutama keturunan Africa, sedangkan BJJ lebih focus mengajar untuk kalangan atas khususnya keturunan kulit putih. Permusuhan antara dua golongan ini inti nya perang antar kasta antara orang kaya dan orang miskin. Di tahun 1980 an, Gracie Jiu-Jitsu menjadi beladiri yang sangat popular di Brazil dan Luta Livre terbantukan popularitasnya dengan menerima tantangan dari Juara BJJ di pertandingan Vale Tudo & Submission. Luta Livre banyak menghasilkan pertarungan – pertarungan yang terkenal di dalam maupun di luar ring. Ini termasuk pertarungan dengan Rickson Gracie yang diadakan di Pantai Brazil, yang cukup menyakitkan dimana Hugo Duarte kalah dari Rickson Gracie dan KO nya Tank About di UFC 17, serta Eugenio Tadeu kalah dari Wallid Ismael. Tadeu melakukan pertarungan dengan Royler Gracie dengah hasil Draw. Pertarungan lain antara Renzo Gracie dan eugenio Tadeu tetap berlangsung. Pertarungan dengan Renzo Gracie di tahun 1997 diakhiri dengan No Contest karena kerusuhan oleh para fans/penonton. Ditahun 1991 Desafio menyelenggarakan 3 pertandingan antara Luta Livre vs BJJ yang dimenangkan ketiga-tiganya oleh BJJ.

Satu orang Fighter yaitu Marco Ruas, akhirnya menjadi juara UFC menjadi saingan Rikson Gracie. Tidak pernah terjadi pertarungan antara keduanya. Ketika MMA popular dan setelah BJJ banyak meraih kesuksesan melawan praktisi Luta Livre di even MMA, banyak fighter Luta Livre meninggalkan camp dan belajar BJJ berharap meraih kesuksesan dalam karirnya. Hugo, Johil De Oliveira dan Eugenio Tadeau adalah atlit-atlit Luta Livre yang terkenal melawan BJJ dalam pertarungan Vale Tudo yang diselenggarakan di Brazil. Meskipun secara keseluruhan kalah dari Jiujitsu, Luta Livre terlihat mengalami kebangkitan dalam dunia MMA.