Era Krungsri Ayutthaya
Era Ayutthaya dimulai pada B.E. 1988-2310 (1445-1767 CE). Pada periode ini adalah masa dimana sering terjadi pertempuran antara Thailand, Burma dan Cambodia. Atas hal ini, para pemuda mempersiapkan diri mereka dengan berlatih beladiri untuk pertahanan diri dan diajar oleh pelatih yang berpengalaman. Pelatihan disebarkan dari Istana kerajaan ke masyarakat umum. Camp “Pedang Phudaisawan” sangat terkenal dan memiliki banyak siswa pada era tersebut.
King Naresuan The Great Era (B.E. 2133-2147, 1590-1604 CE)
Raja Naresuan memanggil semua anak muda untuk berlatih bersamanya.
Para pemuda dilatih untuk menjadi berani dan menjadi pejuang yang percaya diri.
Mereka dilatih dengan berbagai macam senjata termasuk tangan kosong (boxing).
Raja Naresuan membentuk pasukan tempur untuk berperang dalam perang gerilya.
Pasukan inilah yang dapat membebaskan Thailand dari Burma selama masa tersebut.
King Narai The Great Era (B.E. 2147-2233, 1604-1690 CE)
Selama masa tersebut, Thailand dalam masa damai dan banyak
pembangunan . Raja Narai mendukung dan mempromosikan banyak olahraga khususnya
Muaythai, yang akhirnya menjadi olahraga professional. Pada masa ini banyak
pusat pelatihan (camp) berdiri. Arena pertarungan dibentuk dari tali tambang
disusun dengan bentuk persegi empat sebagai batas area bertarung. Petarung
membalut tangan dengan benang/rami yang dicelupkan dalam tepung atau aspal.
Teknik ini disebut “Kad-Chuck”(membalut
dengan tali/rami) atau Muay Kad-Chuck
(Bertinju dengan tangan dibalut tali). Petarung mengenakan ikat kepala yang
disebut “Mongkon”, dan amulet, atau
Pa-pra-jiat, yang diikatkan pada lengan atas ketika bertarung. Petarung tidak
bertarung berdasarkan berat, tinggi badan ataupun umur. Peraturannya sederhana
: bertarung sampai menang mutlak. Pertandingan disertai perjudian. Suatu desa
sering menantang desa lain untuk sebuah pertandingan Muaythai dan akhirnya
menjadi pusat aktivitas drama dan festival.
King
Prachao Sua Era ( BE 2.240-2.252, 1.697 – 1.709 CE)
RajaPrachao Sua, dikenal
sebagai “The Tiger King” sehebat Khun Luang Sorasak, yang mencintai MuayThai. Suatu
ketika beliau pergi mengenakan pakaian biasa menuju distrik yang disebut
“Tambol Talad-guad bersama-sama 4 orang pengawal kerajaan. Disana beliau masuk
dalam arena competisi MuayThai. Promoter tidak mengenali sang Raja, tetapi
hanya mengetahui bahwa sang petarung datang dari Ayutthaya.
Promotor membolehkan sang
Raja untuk bertarung melawan petarung terbaik dari Wisethchaichan. Mereka
adalah Nai Klan Madtai
(Kepalan Mematikan), Nai Yai Madlek (Kepalan besi), and Nai Lek Madnak (kepalan
keras). Sang Raja menang dengan
mengalahkan ketiga petarung tersebut. Raja Prachao Sua juga mengajarkan
MuayThai, teknik Pedang dan gulat untuk kedua putranya, Pangeran Petch and
Pangeran Porn.
Nai
Khanomtom
Nai
Khanomtom adalah tawanan perang yang tertangkap oleh Burma ketika Ayutthaya
kalah kedua kalinya di tahun 1.767. Raja Burma
yang bernama Angwa, ingin merayakan Pagoda Besar di Rangoon. Tinju
termasuk dalam salah satu bagian acara perayaan. Petarung dari Thailand
dipanggil untuk bertarung melawan petarung dari Burma. Pada tanggal 17 Maret di
tahun tersebut, Nai Khanomtom bertarung dan mengalahkan 10 Petarung dari Burma
dengan tidak ada waktu istirahat diantara
jeda pertarungan. Pada saat itulah pertama kali MuayThai dipertandingkan
diluar Thailand. Atas keberhasilannya, Nai Khanomtom mendapat kehormatan
sebagai Bapak MuayThai dan setiap tanggal 17 Maret dinamakan “MuayThai Day”.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar